TUGAS ETIKA BISNIS
NAMA : QUIODA PETRONILA M DOS REIS
NIM :01210085
01 Etika Khusus
Jika etika umum mempertanyakan prinsip-prinsip dasar yang
berlaku bagi segenap tindakan manusia, maka etika khusus membahas
prinsip-prinsip itu dalam hubungan dengan kewajiban manusia dalam pelbagai
lingkup kehidupannya. Jadi, etika khusus itu menerapkan prinsip-prinsip dasar
pada masing-masing bidang kehidupan manusia (Magnis-Suseno, dkk, 1991:7).
Karena sifatnya "menerapkan", maka etika khusus ini bisa juga
dikatakan sebagai "etika terapan"
. Etika secara
Umum
Etika umum mempertanyakan
prinsip-prinsip dasar yang berlaku bagi segenap tindakan manusia
(Magnis-Suseno, 1994:13). Atau, sebagaimana dikemukakan Bertens (1993:18),
etika umum memandang tema-tema umum seperti: Apa itu norma etis? Jika ada
banyak norma etis, bagaimana hubungannya satu sama lain? Mengapa norma moral
mengikat kita? Apa itu nilai dan apakah kekhususan nilai moral? Bagaimana
hubungan antara tanggung jawab manusia dan kebebasannya? Dapat dipastikan
bahwa manusia sungguh-sungguh bebas? Apakah yang dimaksudkan dengan
"hak" dan "kewajiban" dan bagaimana perkaitannya satu sama
lain? Syarat-syarat mana harus dipenuhi agar manusia dapat dianggap
sungguh-sungguh baik dari sudut moral? Tema-tema seperti itulah yang menjadi
objek penyelidikan etika umum.
02
a. Norma Umum
: lebih bersifat umum dan sampai pada tingkat tertentu boleh dikatakan bersifat universal.
- Norma sopan
santun adalah norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah dalam
pergaulan sehari-hari
- Norma
hukum adalah norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh
b. Norma khusus adalah adalah aturan yang berlaku dalam bidang
kegiatan atau kehidupan khusus, misalnya aturan olah raga, aturan pendidikan
dan lain-lain.
03 nilai umum adalah Sejumlah
ahli ilmu pengetahuan yang tertarik dengan tingkah laku manusia, sejak lama
telah tertarik dengan konsep nilai (mis, Kluckhohn, 1951; Allport, 1960;
Rokeach, 1973; Schwartz, 1992, 1994; Feather, 1994, 1995).
MAKALAH ETIKA BISNIS
NAMA : QUIODA PETRONILA M DOS REIS
NIM :01210085
PELANGGARAN ETIKA DALAM BIDANG BISNIS
PENDAHULUAN
Salah satu aspek yang sangat populer dan perlu mendapat perhatian dalam dunia
bisnis ini adalah norma dan etika bisnis. Etika bisnis selain dapat menjamin
kepercayaan dan loyalitas dari semua unsur yang berpengaruh pada perusahaan,
juga sangat menentukan maju atau mundurnya perusahaan.
PERMASALAHAN
Dalam berbisnis bukan hanya mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, tapi
ada yang lebih penting yaitu kita harus mempertahankan bisnis supaya tetap
berjalan lancar, salah satunya menjaga hubungan dengan relasi bisnis supaya
bisnis tidak terputus, yaitu dengan cara bersikap jujur, tidak mendzolimi, dan
tidak melakukan penipuan.Apa yang terjadi ketika ada yang melanggar etika
bisnis? dampaknya adalah ketidak percayaan dari relasi bisnis atau konsumen
sehingga akan mematikan bisnis itu sendiri.Berikut ini contoh beberapa
pelanggaran etika berbinis :
Contoh Pelanggaran etika bisnis
Sebuah perusahaan karena kondisi
perusahaan yang pailit akhirnya memutuskan untuk melakukan PHK kepada
karyawannya. Namun dalam melakukan PHK itu, perusahaan sama sekali tidak
memberikan pesongan sebagaimana yang diatur dalam UU No. 13/2003 tentang
Ketenagakerjaan.
a) SEBAB/ANALISA: Dalam kasus ini perusahaan
P dapat dikatakan melanggar prinsip kepatuhan terhadap hukum, karena perusahaan
tersebut melakukan pemecatan sesukanya tanpa memberikan pesanggon. Jadi, kasus
diatas pelanggaran etika bisnis terhadap hukum.
b) SARAN: Sebaiknya semua perusaahan harus
dikenakan sanksi apabila melanggar atau memperlakukan karyawannya secara
seenaknya, karena semua sudah diatur didalam undang-undang agar perusahaan
tersebut kapok dan tidak melakukan perbuatannya lagi.
Etika, pada dasarnya adalah suatu komitmen untuk melakukan apa yang benar dan
menghindari apa yang tidak benar. Oleh karena itu, perilaku etika berperan
melakukan ‘apa yang benar’ dan ‘baik’ untuk menentang apa yang ‘salah’ dan
‘buruk’. Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas pemilik
kepentingan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan perusahaan.
Mengapa demikian? Karena semua keputusan perusahaan sangat mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh pemilik kepentingan. Pemilik kepentingan adalah semua individu
atau kelompok yang berkepentingan dan berpengaruh terhadap keputusan
perusahaan. Ada dua jenis pemilik kepentingan yang berpengaruh terhadap
perusahaan, yaitu pemilik kepentingan internal dan eksternal. Investor,
karyawan, manajemen, dan pimpinan perusahaan merupakan pemilik kepentingan
internal, sedangkan pelanggan, asosiasi dagang, kreditor, pemasok, pemerintah,
masyarakat umum, kelompok khusus yang berkepentingan terhadap perusahaan
merupakan pemilik kepentingan eksternal. Pihak-pihak ini sangat menentukan
keputusan dan keberhasilan perusahaan. Yang termasuk kelompok pemilik
kepentingan yang memengaruhi keputusan bisnis adalah:
1. Para pengusaha/mitra usaha,
2. Petani dan pemasok bahan baku,
3. Organisasi pekerja,
4. Pemerintah,
5. Bank,
6. Investor,
7. Masyarakat umum, serta
8. Pelanggan dan konsumen.
Selain kelompok-kelompok tersebut di atas, beberapa kelompok lain yang berperan
dalam perusahaan adalah para pemilik kepentingan kunci (key stakeholders)
seperti manajer, direktur, dan kelompok khusus.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa loyalitas pemilik kepentingan
sangat tergantung pada kepuasan yang mereka peroleh.. Oleh karena loyalitas
dapat mendorong deferensiasi, maka loyalitas pemilik kepentingan akan menjadi
hambatan bagi para pesaing.” Ingat bahwa diferensiasi merupakan bagian dari
strategi generik untuk memenangkan persaingan .
Selain etika dan perilaku, yang tidak kalah penting dalam bisnis adalah norma
etika. Ada tiga tingkatan norma etika, yaitu:
a. Hukum, berlaku bagi masyarakat secara
umum yang mengatur perbuatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.
Hukum hanya mengatur standar perilaku minimum.
b. Kebijakan dan prosedur organisasi, memberi arahan khusus bagi setiap orang
dalam organisasi dalam mengambil keputusan sehari-hari. Para karyawan akan
bekerja sesuai dengan kebijakan dan prosedur perusahaan/organisasi.
c. Moral sikap mental individual, sangat
penting untuk menghadapi suatu keputusan yang tidak diatur oleh aturan formal.
Nilai moral dan sikap mental individual biasanya berasal dari keluarga, agama,
dan sekolah. Sebagaiman lain yang menentukan etika perilaku adalah pendidikan,
pelatihan, dan pengalaman. Kebijakan dan aturan perusahaan sangat penting
terutama untuk membantu, mengurangi, dan mempertinggi pemahaman tentang etika
perilaku.
Siapakah pihak yang bertanggung jawab terhadap moral etika dalam perusahaan?
Pihak yang bertanggung jawab terhadap moral etika adalah manajer. Oleh karena
itu, ada tiga tipe manajer dilihat dari sudut etikanya, yaitu:
1. Manajemen Tidak bermoral. Manajemen tidak
bermoral didorong oleh kepentingan dirinya sendiri, demi keuntungan sendiri
atau perusahaan. Kekuatan yang menggerakkan manajemen immoral adalah
kerakusan/ketamakan, yaitu berupa prestasi organisasi atau keberhasilan
personal. Manajemen tidak bermoral merupakan kutub yang berlawanan dengan
manajemen etika. Misalnya, pengusaha yang menggaji karyawannya dengan gaji di
bawah upah minimum atau perusahaan yang meniru produk-produk perusahaan lain,
atau perusahaan percetakan yang memperbanyak cetakannya melebihi kesepakatan
dengan pemegang hak cipta, dan sebagainya (Thomas W. Zimmerer, Norman M.
Scarborough, Entrepreneurship and The New Ventura Formation, 1996, hal. 21).
2. Manajemen Amoral. Tujuan utama dari
manajemen amoral adalah laba, akan tetapi tindakannya berbeda dengan manajemen
immoral. Ada satu cara kunci yang membedakannya, yaitu mereka tidak dengan
sengaja melanggar hukum atau norma etika. Yang terjadi pada manajemen amoral
adalah bebas kendali dalam mengambil keputusan, artinya mereka tidak
mempertimbangkan etika dalam mengambil keputusan. Salah satu conoth dari
manajemen amoral adalah penggunaan uji kejujuran detektor bagi calon karyawan.
3. Manajemen Bermoral. Manajemen bermoral juga bertujuan untuk meraih
keberhasilan, tetapi dengan menggunakan aspek legal dan prinsip-prinsip etika.
Filosofi manajer bermoral selalu melihat hukum sebagai standar minimum untuk
beretika dalam perilaku.
PENUTUP
Etika bisnis di sini sangat penting karena dapat menguntungkan berbagai pihak,
baik perusahaan itu sendiri, karyawan, dan yang bersangkutan dengan perusahaan
tersebut. Dan juga memberikan kepuasan kepada yang bersangkutan dengan
perusahaan tersebut. Dan dapat mengatur persaingan antara perusahaan yang satu
dengan yang lain.